Sat, 18 May 2024

Detail Berita

Rapat Persiapan Penyusunan Master Plan Kawasan Ekowisata Mangrove Lantebung

Admin Dinas
Feb 11

Rapat Persiapan Penyusunan Master Plan Kawasan Ekowisata Mangrove Lantebung

Notulen Rapat

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekowisata Mangrove Lantebung

Makassar, 22 Januari 2020


Kepala Dinas Perikanan dan Pertanian Kota Makassar (Abd. Rahman Bando)

-      Di Lantebung, tata kelola mangrove baru terorganisir pada tahun 2014. Dibentuk oleh kelompok pelestarian mangrove, dengan bantuan PBB melalui CCDP-IFAD.

-      Pembuatan Jalur Tracking dibangun secara otodidak oleh masyarakat, tanpa ada pertimbangan unsur aroma, irama dan warna. Pembangunan dimodali oleh perbankan, seperti Mandiri, BRI, BCA, dan pihak swasta lainnya.

-      16 meter ketebalan mangrove, penanamanya semua melibatkan masyarakat lokal dengan dana bantuan swasta, sama sekali tidak membebani APBD.

-      Saat ini kami menyediakan space 60 meter, untuk membuat miniatur kepiting, kedepan akan dibuat lagi miniatur udang, dan ikan. Ini akan menjadi landmark dan objek wisata baru di Lantebung. Tidak hanya dapat dinikmati dari daratan tapi juga bisa dinikmati dari udara.

-      Kedepan pembangunan Wisata Lantebung diharapkan tidak melupakan sejarah pembangunannya.

-      Saat ini kami harapkan suatu konsep konektifitas antara wilayah di utara Kota Makassar (Kelurahan Untia, Bira, dan Parangloe) dalam konteks pariwisata.

-      Perlu ditekankan bagi semua pihak bahwa tidak ada pesisir yang berstatus hak milik.

-      Untuk menanam mangrove di Lantebung hanya cocok menggunakan bibit lokal hasil budidaya masyarakat lokal Lantebung. Bibit dari luar seperti dari Takalar dan Jeneponto tidak dapat tumbuh di Lantebung. Sedangkan tingkat keberhasilan tumbuh bibit lokal mencapai 75%.

-      Perlu membina masyarakat lokal untuk menjadi pramuwisata.

-      Perlu pembuatan buku panduan wisata dan peta wisata untuk Kawasan Lantebung.

-      Objek wisata lantebung perlu di up di buku wisata Kota Makassar, sehingga bisa terkoneksi dengan destinasi-destinasi wisata lain yang ada di Kota Makassar.

-      Saran untuk menuju ke Kawasan Lantebung, wisatawan mestinya diarahkan memilih jalur Sungai Tallo dengan menaiki perahu wisata, nantinya sungai tallo kita jadikan wisata susur sungai, disekitar sungai tallo kita buatkan spot-spot wisata lain, sebelum nantinya sampai ke Lantebung wisatawan sudah menikmati spot-spot wisata lain di sepanjang sungai Tallo, contohnya yang bisa kita kembangkan adalah wisata pulau Lakkang.

-      Yang perlu menjadi perhatian khusus bagi kita semua adalah pembebasan lahan untuk lahan parkir, disana eksisting tidak ada lahan parkir.


Camat Tamalanrea

-      Dalam pengembangan kawasan ekowisata Lantebung perlu melibatkan semua stakeholder terkait, termasuk swasta, masyarakat setempat, dan koperasi-koperasi.

-      Perlu dengan detail mendesain kawasan terkhusus terkait sarana dan prasaran penunjang

-      Untuk kedepannya ada baiknya lahan yang bersinggungan langsung dengan kawasan perlu dibebaskan, masyarakat atau rumah penduduk lebih baik direlokasi ke lahan-lahan sekitar yang tidak produktif. Disana cukup banyak lahan yang tidak - produktif.

-      Perlu mempertegas payung hukum kawasan Lantebung karena masih tumpang tindih lantebung termasuk kawasan Wisata atau kawasan industri. Revisi Rencana Tata Ruang di Lantebung harus dipertegas untuk wisata.


Perwakilan Masyarakat Lantebung (Bapak Sarabba)

-      Lantebung mulai ditanami mangrove pada tahun 1984 oleh masyarakat lokal.

-      Pada tahun 2006, mulai lancar penanaman mangrove, dalam setahun penanaman dilakukan 2-3 kali penanaman. Dalam sekali tanam biasanya menanam 1000-1500 bibit.

-      Pada awal pembangunan Lantebung ini tidak diperuntukkan untuk kegiatan wisata, hanya sebagai ruang pertemuan bagi kelompok-kelompok nelayan yang ada disana. Sekarang bukan hanya wisata tapi juga untuk kegiatan edukasi bagi peneliti-peneliti utamanya mahasiswa.

-      Mangrove sendiri bisa dimanfaatkan sebagai obat, akar nafas atau akar tunjang dan daun mangrove bisa dimanfaatkan sebagai obat kolesterol dan diabetes.

-      Yang menjadi masalah saat ini, mangrove rusak akibat aktifitas nelayan yang menambatkan kapal-kapalnya pada mangrove. Hal ini perlu diperhatikan.


Ketua HPI- Himpunan Pramuwisata Indonesia (Andi Basho)

-      Objek wisata bukan hanya sekedar cantik tapi perlu dipromosikan, perlu menarik wisatawan.

-      Untuk mendukung konsep ekowisata, maka konstruksi dari kawasan wisata ini harus dari alam, seperti atap dari pondok tidak boleh terbuat dari seng.

-      Dibawah jalur tracking mestinya dimanfaatkan sebagai penangkaran ikan laut yang berwarna-warni, jalur tracking dipasang jaring sedemikian rupa dan diisi ikan yang merupakan hasil tangkapan nelayan lokal. Nelayan yang menangkap ikan dengan warna yang menarik bisa menjual ikannya ke pihak pengelola.

-      Selain itu untuk lebih menarik, ada baiknya ekosistem mangrove dijadikan habitat bagi burung-burung, kita bekerja sama dengan komunitas pecinta burung untuk memancing burung-burung untuk bermukim di mangrove.


Dinas Perikanan dan Pertanian (Syamsul Bahri)

-      Perlu memperhatikan keamanan pengunjung melalui penambahan reling di seluruh sisi tracking. Keluarga yang berwisata bersama anaknya yang masih kecil tidak tenang dan khawatir anaknya jatuh ke laut. Dulu dibiarkan tanpa reling karena belum banyak dibangun gasebo, sekarang sudah ada beberapa penambahan melalui bantuan Bank Indonesia.

-      Tambat labuh yang ada sekarang perlu ditata supaya lebih rapi dan tidak kelihatan kumuh. Nelayan masih menggunakan spanduk bekas sebagai atap pelindung dari panas dan hujan. Ini terkesan kumuh, apalagi posisinya dekat pintu masuk kawasan ekowisata. Akan menimbulkan kesan awal yang tidak bagus bagi pengunjung.

-      Sepakat dengan yang disampaikan oleh HPI bahwa material harus alami, jangan menggunakan seng seperti yang ada di pondok informasi. Ini sudah sering saya sampaikan ke Pak Sarabak, termasuk dindingnya juga saya minta untuk dibongkar saja. Selain karena bahannya dari seng, juga karena menghalangi pandangan pengunjung.

-      Kalau ada penambahan tracking lagi, disarankan supaya dibangun di bagian terluar mangrove. Selain untuk menghindari adanya penebangan, juga bisa memberi motivasi untuk senantiasa melakukan penanaman, agar nantinya pada kedua sisi tracking ditumbuhi mangrove.

 

-      Pertemuan berikutnya saya sarankan supaya dilaksanakan langsung di lokasi. Di sana tersedia pondok informasi yang bisa menampung sebanyak 40 orang. Tujuannya agar kita tidak hanya membayangkan, tetapi melihat langsung kondisi di lapangan

 

*) sumber (https://painungkopi.blogspot.com/2020/01/notulen-rapat-masterplan-kawasan.html)